Senin, 17 Oktober 2016

METABOLISME BAKTERI (MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN)

Metabolism bakteri

Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energy yang diperoleh dari proses metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk kehidupan mikroba. Pada hewan atau tumbuhan yang berderajat tinggi enzim yang di sediakan untuk keperluan metabolisme reatif stabil, selama terjadi perkembangan individu memang terjadi perubahan susunan enzim, akan tetapi pada pergantian lingkungan perubahan itu sangat kecil. Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup (Bibiana W. Lay, 1992 dalam Darkuni, 2001). Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme. Metabolime ini selalu terjadi dalam sel hidup karena di dalam sel hidup terdapat enzim yang diperlukan untuk membantu berbagai reaksi kimia yang terjadi. Suatu proses reaksi kimia yang terjadi dapat menghasilkan energi dan dapat pula memerlukan energi untuk membantu terjadinya reaksi tersebut. Menurut Darkuni (2001) bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi eksergonik, dan apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan energi, reaksi ini disebut reaksi endergonik. Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan yang dilakukan untuk sederetan reaksi enzim yang berurutan. Secara singkat kegiatan proses ini disebut tansformasi zat. Hasil kegiatan ini akan dihasilkan nutrien sederhana seperti glukosa, asam lemak berantai panjang atau senyawa-senyawa aromatik yang dapat digunakan sebagai bahan untuk proses neosintetik bahan sel. Menurut Anonimous (2008) enzim sangat di pengaruhioleh beberapa hal yaitu: konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, pH, suhu,setiap enzim berfungsi optimal pada pH dan temperatur tertentu. Suhu yang sangat rendah dapat menghentikan aktivitas enzim tetapi tidak menghancurkannya. Aktivitas enzim diatur melalui 2 cara: pengendalian katalis secara langsung pengendalian genetic Proses metabolisme akan menghasilkan hasil metabolisme yang berfungsi menghasilkan sub satuan makromolekul dari hasil metabolisme yang bergun sebagai penyediaan tahap awal bagi komponen-komponen sel menghasilkan dan menyediakan energi yang dihasilkan dari ATP lewat ADP dengan fosfat. Energi ini sangat penting untuk kegiatan proses lain yang dalam prosesnya hanya bisa berlagsung kalau tersedia energi.

Senin, 08 Februari 2016

JADWAL MAPAS

KEGIATAN TANGGAL PENDIDIKAN
Februari
Minggu Senin  Selasa Rabu Kamis Jumaat Sabtu
1 2 3 4 5 6  (1. 13/2016 13.00 : Keorganisasian)
Persentasi Scadule Point 7 8 9 10 11 12 13 ( 2. 15/2016 13.00 : M. Perjalanan)
Perencanaan Point Navigasi Darat 1 14 15 16 17 18 19 20 ( 3. 23/2016 16.00 : Navigasi Darat)
21 22 23 24 25 26 27 ( 4. 25/2016 16.30 : Survival )
Peresentasi Point Navigasi Darat 1 28 29
Maret
Pelaksanaan Navigasi Darat 1 1 2 3 4 5  (1. 11/ 16.00 : Pendakian Gunung)
Pembuatan Laporan Navigasi Darat 1 6 7 8 9 10 11 12  (2. 18/16.00 : Bankom)
13 14 15 16 17 18 19  (3. 25/14.00 :Fotografi & Jurnalistik)
20 21 22 23 24 25 26  (4. 27/19.00 : ESAR)
Perencanaan Point Mountaineering 27 28 29 30 31
April
1 (01/16.00 :Paanjat Tebing)
3 4 5 6 7 8 9  (08/16.00 : Speleologi)
Peresentasi Point Mountaineering 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
Pelaksanaan Point Mountaineering 24 25 26 27 28 29 30
Mei 1. (06/16.00 : Navigasi)
Pembuatan Laporan Mountaineering 1 2 3 4 5 6 2. (08/16.00 : PPGD)
Perencanaan Point Navigasi Darat 2 8 9 10 11 12 13 14  3. (20/16.00 : Olahraga Air)
15 16 17 18 19 20 21
Peresentasi Point Navigasi Darat 2 22 23 24 25 26 27 28
Pelaksanaan Point Navigasi Darat 2 29 30 31
Juni (1. 10/16.00 : Konservasi)
Pembuatan Laporan Navigasi Darat 2 1 2 3 (2. 17/16.00 : Caving)
Perencanaan Point Navigasi Darat 3 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
Juli (1. 16/13.00 : Navigasi & ESAR)
1 2 ( 2. 20/13.00 : Olahraga Air)
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31
Agustus 1. (20/13.00 : Navigasi & ESAR)
1 2 3 4 5 6  2. (31/13.00 : Konservasi)
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
Peresentasi Point Navigasi Darat 3 21 22 23 24 25 26 27
Pelaksanaan Point Navigasi Darat 3 29 30 31 1 2 3

Selasa, 29 September 2015

“ ARTIKEL TENTANG KEBAKARAN HUTAN DI RIAU YANG MENGAKIBATKAN BANYAK KERUGIAN”

“ ARTIKEL TENTANG KEBAKARAN HUTAN DI RIAU
 YANG MENGAKIBATKAN BANYAK KERUGIAN”



Kepulan asap membubung tinggi dari kebakaran hutan dan lahan di Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (27/3/2014). Kebakaran hutan dan lahan di Riau kembali terjadi yang membuat beberapa wilayah di Riau diselimuti kabut asap.

Kebakaran lahan gambut yang terjadi di Kepulauan Riau dan beberapa daerah di Kalimantan membuat negara tetangga merasa terganggu, khususnya Singapura. Hal itu disebabkan oleh pola cuaca yang tidak teratur, jika siang hari panas, malamnya turun hujan deras, Tipe iklim Riau adalah equatorial, artinya memiliki 2 puncak musim hujan dan musim kemarau yang panjang.

Untuk mengatasi beberapa kebakaran di hutan itu, Kementerian Kehutanan mengerahkan tim Manggala agni untuk memadamkan titik-titik api ,Selain itu tim modifikasi cuaca telah disiagakan untuk pemadaman api dari udara. Pihak kepolisian juga telah bersiap menyelidiki jika adanya kemungkinan kesengajaan dalam kebakaran tersebut.

Jika kebakaran tidak segera di tuntaskan maka kebakaran hutan dan lahan bakal terulang seperti tahun-tahun sebelumnya. Apalagi tahun 2015, El Nino moderate makin menguat sehingga diperkirakan kemarau hingga November 2015, akibatnya beberapa provinsi contohnya pelalawan masyarakatnya banyak yang mengalami sesak nafas,

Kadin riau menghitung nilai kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di provinsi riau sekitar Rp 20 trilliun ,dan juga ada peringatan agar kapal-kapal laut mulai berhati-hati, praktis hanya transportasi darat yang masih jalan walaupun sangat lambat.

Kekhawatiran terbesar jika kondisi ini berlanjut adalah ibu hamil yang mengakibatkan nantinya akan melahirkan anak dengan tubuh yang tidak sempurna dan kemampuan otak yang rendah ,karena menurut dokter anak yang terkena kabut asap akan tumbuh menjadi idiot.

Mereka bahkan sulit untuk pergi dari kepungan asap , lantaran transportasi udara setempat dan tetangga juga bernasip sama.

El Nino merupakan naiknya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik sekitar ekuator, khususnya di sekitar Cile dan Peru, yang diikuti dengan turunnya suhu permukaan air di beberapa wilayah perairan Indonesia. Dampaknya adalah terjadinya kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia. Upaya pemadaman tetap dilakukan dalam hal ini BNPB masih tetap melakukanwater bombing dengan mengerahkan 3 helikopter di Riau dan hujan buatan juga masih dilakukan, sementara di Sumatra Selatan kita lakukan hujan buatan dan dua helikopter untuk water bombing, dan upaya pemadaman juga dilakukan oleh satgas di darat
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tengah menangani 10 kasus melalui sengketa pengadilan, yang sebagian besar merupakan kasus kebakaran lahan

Dampak yang di timbulkan
-       Banyak tumbuhan – tumbuhan yang terbakar
-       Kerusakan harta benda yang terkena imbasnya oleh api yang cepat menyebar
-       Gangguan pengelihatan / jarak pandang yang melumpuhkan transportasi udara dan laut, hanya darat yang beroprasi tetapi sangat lambat.
-       Suhu Naik karena emisi yang di timbulkan


1.       Terganggunya aktivitas sehari-hari; Asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan secara otomatis mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi bagi yang aktivitasnya dilakukan di luar ruangan.
2.      Menurunnya produktivitas; Terganggunya aktivitas manusia akibat kebakaran hutan dapat mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.
3.      Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan; Selain itu, bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari mengolah hasil hutan, dengan terbakarnya hutan berarti hilang pula area kerja (mata pencarian).
4.      Meningkatnya hama; Kebakaran hutan akan memusnahkan sebagian spesies dan merusak kesimbangan alam sehingga spesies-spesies yang berpotensi menjadi hama tidak terkontrol. Selain itu, terbakarnya hutan akan membuat sebagian binatang kehilangan habitat yang kemudian memaksa mereka untuk keluar dari hutan dan menjadi hama seperti gajah, monyet, dan binatang lain.
5.      Terganggunya kesehatan; Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara oleh debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.
6.      Tersedotnya anggaran negara; Setiap tahunnya diperlukan biaya yang besar untuk menangani (menghentikan) kebakaran hutan. Pun untuk merehabilitasi hutan yang terbakar serta berbagai dampak lain semisal kesehatan masyarakat dan bencana alam yang diambilkan dari kas negara.
7.      Menurunnya devisa negara. Hutan telah menjadi salah satu sumber devisa negara baik dari kayu maupun produk-produk non kayu lainnya, termasuk pariwisata. Dengan terbakarnya hutan sumber devisa akan musnah. Selain itu, menurunnya produktivitas akibat kebakaran hutan pun pada akhirnya berpengaruh pada devisa negara.
8.      Hilangnya sejumlah spesies; selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam kelangsungan hidup sejumlah binatang. Bebrabagai spesies endemik(tumbuhan maupun hewan) terancam punah akibat kebakaran hutan.
9.      Erosi; Hutan dengan tanamannya berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika tanaman musnah akibat kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena erosi baik oleh air hujan bahkan angin sekalipun.
10.  Alih fungsi hutan; Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu yang lama untuk kembali menjadi hutan. Bahkan sering kali hutan mengalami perubahan peruntukan menjadi perkebunan atau padang ilalang.
11.  Penurunan kualitas air; Salah satu fungsi ekologis hutan adalah dalam daur hidrologis. Terbakarnya hutan memberikan dampak hilangnya kemampuan hutan menyerap dan menyimpan air hujan.
12.  Pemanasan global; Kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas CO2 dan gas lainnya. Selain itu, dengan terbakarnya hutan akan menurunkan kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon. Keduanya berpengaruh besar pada perubahan iklim dan pemansan global.
13.  Sendimentasi sungai; Debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi akan mengendap di sungai dan menimbulkan pendangkalan.
14.  Meningkatnya bencana alam; Terganggunya fungsi ekologi hutan akibat kebakaran hutan membuat intensitas bencana alam (banjir, tanah longsor, dan kekeringan) meningkat.








 

Penyebab Kebakaran Hutan & Penanganannya

Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan yang paling besar dan bersifat dan bersifat sangat merugikan. Perbaikan kerusakan hutan akibat kebakaran memerlukan waktu yang lama, terlebih lagi untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan beberapa hal yang dapat menyebabkan kebakaran huta seperti berikut ini.
  • Memperhatikan wilayah hutan dengan titik api (hot spot) cukup tinggi terutama lahan gambut di musim panas dan kemarau yang berkepanjangan.
  • Dilarang membuka ladang atau lahan pertanian dengan cara membakar hutan.
  • Dilarang meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.
  • Tidak membuat arang di hutan.
  • Tidak membuang puntung rokok sembarangan di dalam hutan.
·         Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi kemungkinan atau terjadinya kebakaran hutan.
  • Membuat menara pengamat yang tinggi berikut alat telekomunikasi.
  • Melakukan patroli keliling hutan secara rutin untuk mengatasi kemungkinan kebakaran.
  • Menyediakan sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan.
  • Melakukan pemotretan citra secara berkala, terutama di musim kemarau untuk memantau wilayah hutan dnegan titik api cukup tinggi yang merupakan rawan kebakaran.
Apabila terjadi kebakaran hutan maka cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan adalah sebagai berikut.
  • Melakukan penyemprotan air secara langsung apabila kebakaran hutan bersekala kecil.
  • Jika api dari kebakaran bersekala luas dan besar, kita dapat melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar kebakaran dan mengarahkan api ke pusat pembakaran, yaitu umumnya dimulai dari daerah yang menghambat jalannya api seperti sungai, danau, jalan, dan puncak bukit.
  • Melakukan penyemprotan air secara merata dari udara dengna menggunakan helikopter atau pesawat udara.
  • Membuang hujan buatan.







Sumber : dari wordprees, Wikipedia,jurnal yang ada di internet
Dibuat oleh : Galang Ramadhan G.P

Sekilas : Kebakaran Hutan Di Riau