“ ARTIKEL TENTANG KEBAKARAN HUTAN DI RIAU
Kepulan asap membubung tinggi dari kebakaran hutan dan lahan
di Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (27/3/2014). Kebakaran hutan dan
lahan di Riau kembali terjadi yang membuat beberapa wilayah di Riau diselimuti
kabut asap.
Kebakaran lahan gambut yang terjadi di Kepulauan Riau dan
beberapa daerah di Kalimantan membuat negara tetangga merasa terganggu,
khususnya Singapura. Hal itu disebabkan oleh pola cuaca yang tidak teratur,
jika siang hari panas, malamnya turun hujan deras, Tipe iklim Riau adalah
equatorial, artinya memiliki 2 puncak musim hujan dan musim kemarau yang panjang.
Untuk mengatasi beberapa kebakaran di hutan itu, Kementerian
Kehutanan mengerahkan tim Manggala agni untuk memadamkan titik-titik api
,Selain itu tim modifikasi cuaca telah disiagakan untuk pemadaman api dari
udara. Pihak kepolisian juga telah bersiap menyelidiki jika adanya kemungkinan
kesengajaan dalam kebakaran tersebut.
Jika kebakaran tidak segera di tuntaskan maka
kebakaran hutan dan lahan bakal terulang seperti tahun-tahun sebelumnya.
Apalagi tahun 2015, El Nino moderate
makin menguat sehingga diperkirakan kemarau hingga November 2015, akibatnya
beberapa provinsi contohnya pelalawan masyarakatnya banyak yang mengalami sesak
nafas,
Kadin riau menghitung nilai kerugian ekonomi akibat kebakaran
hutan di provinsi riau sekitar Rp 20 trilliun ,dan juga ada peringatan agar
kapal-kapal laut mulai berhati-hati, praktis hanya transportasi darat yang
masih jalan walaupun sangat lambat.
Kekhawatiran terbesar jika kondisi ini berlanjut adalah ibu
hamil yang mengakibatkan nantinya akan melahirkan anak dengan tubuh yang tidak
sempurna dan kemampuan otak yang rendah ,karena menurut dokter anak yang
terkena kabut asap akan tumbuh menjadi idiot.
Mereka bahkan sulit untuk pergi dari kepungan asap , lantaran
transportasi udara setempat dan tetangga juga bernasip sama.
El Nino merupakan naiknya suhu permukaan laut di Samudra
Pasifik sekitar ekuator, khususnya di sekitar Cile dan Peru, yang diikuti
dengan turunnya suhu permukaan air di beberapa wilayah perairan Indonesia.
Dampaknya adalah terjadinya kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia. Upaya
pemadaman tetap dilakukan dalam hal ini BNPB masih tetap melakukanwater bombing dengan
mengerahkan 3 helikopter di Riau dan hujan buatan juga masih dilakukan,
sementara di Sumatra Selatan kita lakukan hujan buatan dan dua helikopter untuk water bombing, dan
upaya pemadaman juga dilakukan oleh satgas di darat
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tengah menangani
10 kasus melalui sengketa pengadilan, yang sebagian besar merupakan kasus kebakaran
lahan
Dampak yang di timbulkan
-
Banyak tumbuhan – tumbuhan yang terbakar
-
Kerusakan harta benda yang terkena imbasnya oleh api yang
cepat menyebar
-
Gangguan pengelihatan / jarak pandang yang melumpuhkan
transportasi udara dan laut, hanya darat yang beroprasi tetapi sangat lambat.
-
Suhu Naik karena emisi yang di timbulkan
1. Terganggunya aktivitas
sehari-hari; Asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan secara otomatis
mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi
bagi yang aktivitasnya dilakukan di luar ruangan.
2. Menurunnya
produktivitas; Terganggunya aktivitas manusia akibat kebakaran hutan dapat
mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.
3. Hilangnya sejumlah mata
pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan; Selain itu, bagi masyarakat yang
menggantungkan hidup dari mengolah hasil hutan, dengan terbakarnya hutan berarti
hilang pula area kerja (mata pencarian).
4. Meningkatnya hama;
Kebakaran hutan akan memusnahkan sebagian spesies dan merusak kesimbangan alam
sehingga spesies-spesies yang berpotensi menjadi hama tidak terkontrol. Selain
itu, terbakarnya hutan akan membuat sebagian binatang kehilangan habitat yang kemudian memaksa mereka untuk keluar
dari hutan dan menjadi hama seperti gajah, monyet, dan binatang lain.
5. Terganggunya kesehatan;
Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara oleh debu, gas SOx, NOx, COx,
dan lain-lain dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia,
antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi
mata, dan lain-lain.
6. Tersedotnya anggaran
negara; Setiap tahunnya diperlukan biaya yang besar untuk menangani
(menghentikan) kebakaran hutan. Pun untuk merehabilitasi hutan yang terbakar
serta berbagai dampak lain semisal kesehatan masyarakat dan bencana alam yang
diambilkan dari kas negara.
7. Menurunnya devisa
negara. Hutan telah menjadi salah satu sumber devisa negara baik dari kayu
maupun produk-produk non kayu lainnya, termasuk pariwisata. Dengan terbakarnya
hutan sumber devisa akan musnah. Selain itu, menurunnya produktivitas akibat
kebakaran hutan pun pada akhirnya berpengaruh pada devisa negara.
8. Hilangnya sejumlah spesies; selain
membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam
kelangsungan hidup sejumlah binatang. Bebrabagai spesies
endemik(tumbuhan
maupun hewan) terancam punah akibat kebakaran hutan.
9. Erosi; Hutan dengan tanamannya
berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika tanaman musnah akibat kebakaran hutan
akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena erosi baik oleh air hujan bahkan
angin sekalipun.
10. Alih fungsi hutan; Kawasan hutan yang
terbakar membutuhkan waktu yang lama untuk kembali menjadi hutan. Bahkan sering
kali hutan mengalami perubahan peruntukan menjadi perkebunan atau padang
ilalang.
11. Penurunan kualitas air;
Salah satu fungsi ekologis hutan adalah dalam daur hidrologis. Terbakarnya hutan
memberikan dampak hilangnya kemampuan hutan menyerap dan menyimpan air hujan.
12. Pemanasan
global; Kebakaran
hutan menghasilkan asap dan gas CO2 dan gas lainnya. Selain itu, dengan
terbakarnya hutan akan menurunkan kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon.
Keduanya berpengaruh besar pada perubahan iklim dan pemansan global.
13. Sendimentasi sungai; Debu dan sisa
pembakaran yang terbawa erosi akan mengendap di sungai dan menimbulkan pendangkalan.
14. Meningkatnya bencana alam;
Terganggunya fungsi ekologi hutan akibat kebakaran hutan membuat intensitas bencana
alam (banjir, tanah longsor, dan kekeringan) meningkat.
Penyebab Kebakaran Hutan & Penanganannya
Kebakaran hutan merupakan salah satu
penyebab kerusakan hutan yang paling besar dan bersifat dan bersifat sangat
merugikan. Perbaikan kerusakan hutan akibat kebakaran memerlukan waktu yang
lama, terlebih lagi untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali. Oleh karena
itu, kita perlu memperhatikan beberapa hal yang dapat menyebabkan kebakaran
huta seperti berikut ini.
- Memperhatikan wilayah hutan
dengan titik api (hot spot) cukup tinggi terutama lahan gambut di musim
panas dan kemarau yang berkepanjangan.
- Dilarang membuka ladang atau
lahan pertanian dengan cara membakar hutan.
- Dilarang meninggalkan bekas api
unggun yang membara di hutan.
- Tidak membuat arang di hutan.
- Tidak membuang puntung rokok
sembarangan di dalam hutan.
·
Berikut
ini beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi kemungkinan atau
terjadinya kebakaran hutan.
- Membuat menara pengamat yang
tinggi berikut alat telekomunikasi.
- Melakukan patroli keliling hutan
secara rutin untuk mengatasi kemungkinan kebakaran.
- Menyediakan sistem transportasi
mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan.
- Melakukan pemotretan citra secara
berkala, terutama di musim kemarau untuk memantau wilayah hutan dnegan
titik api cukup tinggi yang merupakan rawan kebakaran.
Apabila terjadi kebakaran hutan maka
cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan adalah
sebagai berikut.
- Melakukan penyemprotan air secara
langsung apabila kebakaran hutan bersekala kecil.
- Jika api dari kebakaran bersekala
luas dan besar, kita dapat melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar
kebakaran dan mengarahkan api ke pusat pembakaran, yaitu umumnya dimulai
dari daerah yang menghambat jalannya api seperti sungai, danau, jalan, dan
puncak bukit.
- Melakukan penyemprotan air secara
merata dari udara dengna menggunakan helikopter atau pesawat udara.
- Membuang hujan buatan.
Sumber
: dari wordprees, Wikipedia,jurnal yang ada di internet
Dibuat
oleh : Galang Ramadhan G.P
Sekilas
: Kebakaran Hutan Di Riau